Saturday, September 10, 2011

Nobita Dan Daruma

KEJATUHAN NOBITA DAN DARUMA


Suatu ketika, Nobita kecil sedang bermain dengan neneknya.
Ketika sedang asyik bermain dan berlari rupanya dia tergelincir dan terjatuh.
Melihat nobita terjatuh, Sang nenek yang bijaksana tidak membantu nobita bangun namun Ia menggelindingkan boneka Daruma.
Melihat boneka Daruma yang menggelinding, nobita kecilpun bangkit dengan sendirinya dan berhenti menangis.

Loh kok bisa? Apa sebenarnya sih hebatnya boneka Daruma yang membuat nobita yang terkenal dengan kecengengannya bisa berhenti menangis?

ternyata inilah rahasianya,perkataan sang nenek:
“Lihatlah nobita, walaupun boneka Daruma menggelinding dan berkali-kali dijatuhkan, Daruma akan bangkit kembali. Nobita harus seperti itu yah !!!”

Lalu bagaimana kah dengan diri kita. Apakah kita bisa bangkit seperti Nobita dan Daruma?
——————-
Jika boleh dibilang, bisa dikatakan tak seorangpun di dunia ini yang tidak pernah gagal dan menghadapi hambatan hidup. Beraneka ragam juga bentuknya. Mulai dari gagal mendapatkan majalah langganan lantaran kehabisan,hingga kegagalan bercinta atau kegagalan dalam berbisnis yang mengakibatkan bangkrut sehabis-habisnya.

Namun penyikapannya akan kegagalan tersebut sangatlah berbeda-beda. Ada mereka yang akhirnya memutuskan melompat dari gedung lantai 4 karena baru saja bercerai dengan istrinya. Atau seperti yang nyaris dilakukan oleh Dedy Mizwar dalam film “KETIKA” ketika hendak melompat gedung juga lantaran usahanya bangkrut.

Selain itu adapula mereka yang tangguh, yang pada akhirnya menghadapi semua kegagalan yang dia hadapi dengan senyuman dan ketegaran. Tidak peduli cercaan dan makian serta hambatan menimpa diri kita namun kita masih dapat bangkit lagi sebagaimana Daruma yang dilukiskan pada kisah nobita diatas.

Lalu apakah yang membedakan penyikapan seseorang terhadap masalah? Mengapa si Fulan begitu tegar namun si Ikhwan tidak?

Jika kita mau jujur dengan diri kita maka faktor utama ketegaran seseorang sebenarnya ada di orang tersebut sendiri.

Akankah seseorang menganggap sebuah kegagalan selayaknya duri mawar yang menancap pada tangannya ketika ingin memetik indahnya bunga itu. Duri itu kemudian membuatnya menangis sekeras-kerasnya dan menjadi trauma baginya untuk memetik mawar tersebut.

Ataukah duri mawar itu membuat seseorang pada akhirnya menerima kenyataan bahwa memang benar mawar itu berduri dan cukup berbahaya untuk memetik mawar secara langsung sehingga ia menggunakan akalnya untuk mengambil mawar dengan mengambil gunting dan sebuah penjepit. Sehingga pada akhirnya mawar pun dapat terpetik. Dan setelah durinya berhasil disingkirkan maka mawar itu akan dapat diberikan kepada orang yang dia cintai.

Dari ilustrasi diatas kita bisa melihat bahwa kegagalan adalah sebuah penerimaan. Bagaimana kita mau menerima kegagalan itu sendiri. Apakah kita akan menjadi pemuda yang kapok dan kemudian menyerah ketika mendapat “duri” ujian kegagalan dan membuat kita hanya menangis serta meraung sejadi-jadinya karena tajamnya duri dari ujian kegagalan tersebut. Ataukah sebaliknya.

Semua kembali kita. Tetaplah tersenyum. Hadapi kenyataan. Dan tetap tegar. Karena life must be go–on.

TETAP SEMANGAT
SmileTrainer
http://itan.blogspot.com

No comments:

Post a Comment